Industri Minyak dan Gas

Industri migas merupakan industri yang luas keterkaitannya dengan industri lainnya, untuk mempermudah memetakan end to end bisnis mulai dari pencarian minyak hingga penjualan migas,

Industri pertambangan

Industri pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang punya sumbangsih besar bagi Indonesia mulai dari peningkatan pendapatan ekspor, pembangunan daerah, peningkatan aktivitas ekonomi, pembukaan lapangan kerja dan sumber pemasukan terhadap anggaran pusat dan anggaran daerah.

Industri Makanan dan Minuman

Meningkatnya pertumbuhan UKM di Indonesia ternyata cukup di dominasi oleh industri makanan dan minuman. Sejak beberapa tahun yang lalu, perkembangan bisnis di bidang makanan dan minuman mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan.

Industri Otomotif

Kementerian Perindustrian Perdagangan mengeluarkan peraturan bersama tentang impor kendaraan bermotor, baik dalam keadaan utuh (completely-built up, CBU) ataupun terurai (completely-knocked down, CKD), serta tentang industri perakitan dan keagenan.

Industri Tenaga Listrik

Secara umum sektor kelistrikan mengalami pertumbuhan yang cukup baik walaupun masih menghadapi kendala keterbatasan kemampuan pembangkit. , Dalam lima tahun terakhir produksi energi listrik di Indonesia yang dihasilkan oleh PT. PLN sebagai BUMN yang bertugas sebagai penyedia tenaga listrik terus meningkat.

Senin, 05 Oktober 2015

Deteksi Dini Potensi Kebakaran Dengan Fire Control System



Telah terjadi kebakaran pada sebuah pabrik pengolahan oli di Dadap, Kosambi Tangerang. Pada peristiwa tersebut, telah memakan korban jiwa 1 orang karyawan pabrik, mengalami luka bakar yang cukup serius.

Kebakaran bermula dari sebuah pabrik pengolahan oli lalu selanjutnya menjalar ke gudang yang berada di sekitar pabrik pengolahan oli tersebut.

Penyebap kebakaran sendiri masih belum diketahui sampai saat ini, sedangkan kerugian materi dari terbakarnya pabrik tersebut belum dapat diperkirakan.

Disamping berita tentang kebakaran diatas, yang perlu dicermati adalah masalah system keamanan  yang terdapat pada pabrik tersebut, mungkin telah terjadi masalah pada system keamanan pabrik tersebut.

Kamis, 17 September 2015

Industri Sipil

Didefinisikan sebagai praktek merancang, membangun dan memelihara lingkungan, teknik sipil adalah industri yang berkembang yang memberi dukungan penting di sektor publik dan swasta. Lulusan Teknik Sipil dapat memilih untuk mengambil spesialisasi di berbagai bidang studi; baik dari rekayasa struktural, teknik lingkungan hingga nanoteknologi. Luasnya bidang Teknik Sipil yang menjamin banyaknya pilihan karir membuat teknik sipil menjadi pilihan populer di kalangan mahasiswa.

Walau kebanyakan orang berpikir bahwa Teknik Sipil adalah bagian dari teknologi modern, sesungguhnya industri ini sudah ada sejak tahun 4000 Sebelum Masehi; dimana transportasi telah dibutuhkan untuk keperluan membangun bangunan seperti Piramida Mesir dan Tembok Raksasa Cina. Akan tetapi istilah 'Teknik Sipil' baru muncul di tahun 1800 untuk membedakan teknik yang dikhususkan untuk kegiatan militer dengan yang bukan untuk kegiatan militer.

Industri Makanan dan Minuman

Meningkatnya pertumbuhan UKM di Indonesia ternyata cukup di dominasi oleh industri makanan dan minuman. Sejak beberapa tahun yang lalu, perkembangan bisnis di bidang makanan dan minuman mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Puncaknya terjadi pada tahun 2009 silam dimana industri tersebut meningkat dari yang hanya 2,34% (Th.2008) mengalami lonjakan pesat menjadi 11,22% dengan volume penjualan hingga Rp 555 Trilyun (Th. 2009).

Meskipun peningkatannya sangat tinggi di tahun 2009, namun pada saat krisis global terjadi pada tahun 2010 silam, sektor industri makanan dan minuman sempat mengalami penurunan yang cukup hebat menjadi 2,73% walaupun omsetnya masih tetap tinggi yaitu menyentuh angka Rp 605 Trilyun. Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada tahun 2011 industri makanan dan minuman kembali bersinar dengan mengalami peningkatan sekitar 9,34% pada kuartal kedua.usaha minuman tto Selain omsetnya yang terus meningkat, jumlah pelaku bisnis di bidang makanan dan minuman juga mengalami pertumbuhan yang cukup positif. Saat ini berbagai macam produk makanan dan minuman mulai diinovasikan menjadi aneka menu baru yang ditawarkan pelaku usaha untuk memanjakan para konsumennya. Bahkan sekarang banyak pengusaha yang berhasil mengembangkan usahanya menjadi bisnis waralaba dengan menawarkan nilai investasi yang beragam, dari mulai jutaan rupiah hingga ratusan juta rupiah. Tentunya kondisi tersebut tidak hanya memberikan keuntungan bagi para pelaku usaha di bidang makanan dan minuman, namun juga menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup besar dan membukakan peluang usaha baru bagi para pemula yang tertarik berinvestasi di bidang bisnis kuliner. Semoga informasi berita bisnis ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca yang tertarik menekuni bisnis makanan dan minuman. Dengan adanya pergerakan industri makanan dan minuman mulai berkembang ini, diharapkan bisa membantu pertumbuhan UKM di Indonesia dan meningkatkan perekonomian lokal maupun nasional. Yakinkan diri Anda bahwa dimanapun Anda berada selalu ada peluang untuk memulai usaha, mulai dari yang kecil, mulai dari yang mudah, mulai dari sekarang. Salam sukses.

Industri Otomotif

Kementerian Perindustrian Perdagangan mengeluarkan peraturan bersama tentang impor kendaraan bermotor, baik dalam keadaan utuh (completely-built up, CBU) ataupun terurai (completely-knocked down, CKD), serta tentang industri perakitan dan keagenan. Pada saat itu mulai bermunculan industri perakitan serta industri-industri pendukung, seperti suku cadang, pengecetan, baterai (aki). Industri lokal sudah sanggup memproduksi jigs dan fixtures, serta melakukan proses pengecatan, las, trimming, dan metal finishing.


Pemerintah memutuskan mempercepat “Program Intensif” dan menggulirkan “Program Mobil Nasional”. Intinya, bahwa untuk mendapatkan potongan atau bahkan pembebasan bea impor, perusahaan otomotif mesti memiliki kandungan lokal 20% di tahun pertama produksi, 40% di tahun kedua, dan 60% di tahun ketiga. Pembebasan pajak barang mewah untuk mobil dengan kandungan lokal sedikitnya 60% mendorong industri untuk melakukan investasi pabrik baru, seperti pabrik mesin dan casting, dengan hasil berupa produk setengah jadi. “Program Mobil Nasional” juga mencakup produksi mobil merk Timor serta merk lain seperti Maleo, Perkasa, Kancil, dan Astra. Sempat berjalan tapi program ini berhenti sebentar kemudian. Pada masa itu terdapat 20 merk meramaikan pasar domestik.

Industri Tenaga Listik

Secara umum sektor kelistrikan mengalami pertumbuhan yang cukup baik walaupun masih menghadapi kendala keterbatasan kemampuan pembangkit. , Dalam lima tahun terakhir produksi energi listrik di Indonesia yang dihasilkan oleh PT. PLN sebagai BUMN yang bertugas sebagai penyedia tenaga listrik terus meningkat. Produksi listrik tercatat sebesar 133.109,00 GWh pada 2006, kemudian terus meningkat hingga mencapai 160.786,21 GWh.pada 2010.

Sementara itu, pertumbuhan kebutuhan listrik tiap tahun rata-rata mencapai 7%. Namun karena pemerintah terlambat mengantisipasi laju pertumbuhan ini, sistim ketenaga listrikan di sejumlah wilayah di Jawa dan luar Jawa sangat rentan terhadap pemadaman apabila terjadi gangguan dari operasi pembangkit karena keterbatasan kapasitas pembangkit. Upaya mengatasinya telah dilakukan melalui percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW dan mulai memberi hasil karena pada tahun 2011 makin berkurang frekwensi pemadaman terutama di P. Jawa. Pada 2010 dijadwalkan penyelesaian tambahan proyek pembangkit listrik dengan kapasitas 2.400 MW. Dengan demikian, total 4.300 MW kapasitas listrik pembangkit dari proyek 10.000 MW akan selesai pembangunannya per tahun 2010. Namun realisasinya pada 2010 lalu PLN mengalami hambatan produksi listrik yang disebabkan oleh telambatnya penyelesaian proyek percepatan pembangkit 10.000 MW. Diantaranya keterlambatan kontraktor pelaksana menyelesaikan proyek PLTU Labuan Unit 2, PLTU Rembang (Unit 1 dan 2), dan PLTU Indramayu Unit 1, sehingga jadwal operasional PLTU mundur. Selain masalah lketerbatasa kapasitas pembangkit PLN juga menghadai masalah pasokan bahan bakar. Mengingat harga bahan bakar minyak (BBM) yang tinggi, PLN meningkatkan pemakaian gas sebagai bahan bakar pembangkit. Namun masih menjadi kendala, sebab pasokan gas sering terhambat. Pada 2010 hambatan pasokan gas yaitu pemasok gas menurunkan volume gas dari Kalila ke PLTGU Teluk Lembu, pasokan gas dari PGN ke PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Talang Duku, pasokan gas dari Pertamina ke PLTGU Belawan dan pasokan gas SEMCO ke PLTGU Semberah, sehingga menyebabkan tingkat pemakaian BBM tinggi. Pada 2010 dilihat dari besarnya kapasitas terpasang 26.895 MW, terbesar adalah PLTU 9.452 MW, PLTGU 6.951 MW, PLTA 3.523 MW dan lainnya. Sedangkan dari jumlah unit, dari total pembangkit 5.541.unit yang terbanyak PLTD 4.637 unit dengan pangsa sekitar 83,7%, PLTA 381 unit (6,9%), PLTG 178 unit (3,2%), PLTU 161 unit (2,9%) dan lainnya. Dengan pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir sekitar 6%-7%, sementara produksi listrik hanya tumbuh sekitar 6,28% per tahun. Pembangunan pembangkit baru pun diperlukan untuk menambah kapasitas listrik, agar dapat mengatasi terjadinya krisis pasokan listrik, yang dalam jangka panjang akan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Permintaan ini diperkirakan akan meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan peralihan penggunaan listrik non-PLN ke listrik PLN. Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak kendala yang menyebabkan proyek-proyek pembangkit terutama pembangkit berbahan bakar gas tertunda, karena ketidak pastian pasokan gas. Akibatnya pembangkit-pembangkit BBM yang sudah dikonversi ke gas, terpaksa terus beroperasi menggunakan BBM yang harganya semakin mahal. Untuk menekan biaya produksi PLN akibat tingginya harga minyak dunia, maka pemerintah melakukan program diversifikasi pembangkit-pembangkit BBM ke non BBM. Untuk mengatasi krisis listrik tersebut, sejak 2006 pemerintah mendorong percepatan crash program pembangunan pembangkit berbahan bakar batubara 10.000 MW. Beberapa proyek dalam Tahap I sudah selesai sejak 2009 dan sebagian lagi bertahap akan selesai pada 2011. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia masih membutuhkan energi listrik 35.000 MW hingga 2015. Untuk mengantisipasi krisis listrik, PLN mendorong investasi pembangkit listrik terbarukan dan mendorong perusahaan listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) untuk segera merealisasikan proyek-proyek listriknya. Pengelolaan sistem tenaga listrik di Indonesia Sesuai dengan UU no 15/1985 mengenai Ketenagalistrikan, sistem kelistrikan di Indonesia ditangani olh PLN sebagai BUMN listrik. Sistem kelistrikan dibagi menjadi beberapa wilayah yang terinterkoneksi yaitu Sistem Jawa-Bali, Sumatera Bagian Selatan (Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan dan sebagian Riau), Sumatera bagian Utara (Sumatera Utara dan NAD). Selebihnya di Pulau-pulau lain belum ada sistim interkoneksi seperti di Jawa dan Bali. Sistem Kelistrikan Jawa Bali Sistem Jawa Bali adalam sistem kelistrikan terbesar di Indonesia yang menghubungkan berbagai pembangkit listrik dan pusat-puat beban di seluruh P. Jawa, P. Madura dan P. Bali. Sistem ini terdiri dari pembangkit listrik dengan total kapasitas 22.236 MW yang dihubungkan dengan saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 500KV dan tegangan tinggi 150 KV dan 70 KV. Jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 KV telah menghubungkan pembangkit diseluruh wilayah P. Jawa melalui jaringan transmisi sepanjang pantai utara P, Jawa dan diperkuat dengan jaringan transmisi di daerah Selatan. Sistim interkoneksi Jawa Bali dikelola oleh PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (PLNP3B) Jawa Bali. Pembangkit di Jawa seluruhnya kini dibawah pengelolaan anak perusahaan PLN yang dibentuk khusus untuk menangani pembangkit yaitu PT Indonesia Power dan PT Pembangkit Jawa Bali (PT PJB) PT. Indonesia Power mengelola 8 Unit Bisnis Pembangkitan, yaitu Suryalaya (3.400 MW), Priok (1.343,56 MW), Semarang (1.469,26 MW), Perak (561,83 MW), Bali (324,82 MW), Kamojang (360 MW), Mrica (819 MW), dan Saguling (797,36 MW). Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya menangani 7 unit PLTU dengan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar utamanya. Unit 1 s/d 4 masing-masing mempunyai kapasitas 400 MW dan unit 5 s/d 7 masing-masing 600 MW sehingga U.P.Pembangkitan Suralaya menangani PLTU batubara dengan kapasitas total 3400 MW. PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II atau saat ini bernama PT. PJB berdiri pada 1995. PJB memiliki 8 unit pembangkit dengan kapasitas terpasang 6.526 MW dan aset setara kurang lebih Rp 41,5 trilyun. Didukung 2.203 karyawan, PJB telah berkembang menjadi produsen energi listrik kelas dunia. Kapasitas, mutu, kehandalan dan layanan yang diberikan mampu memenuhi standar internasional. Yaitu Unit Pembangkit Gresik (2259 MW), Muara Karang (1208 MW), Paiton (800 MW), Muara Tawar (920 MW), PLTA Cirata (1008 MW), PLTA Brantas (281 MW) Sistem tenaga Listrik Sumatera sudah terpadu Dengan diselesaikannnya Pembangunan Transmisi 150 kV antara Rantau Prapat-Kota Pinang-Bagan Batu sepanjang 102 km pada Juli 2007, maka dengan demikian sistem kelistrikan Sumatera bagian Utara (Sumbagut) terhubung dengan Subsistem kelistrikan Sumatera bagian Selatan-Tengah (Sumbagselteng). Sistem kelistrikan Sumbagselteng akan memasok daya listrik hingga mencapai 70 MW ke sistem kelistrikan Sumbagut. Sumbagselteng ada kelebihan sekitar 100 MW pada siang hari. . Terhubungnya interkoneksi Sumbagut dan Sumbagselteng maka jaringan Saluran Tegangan Tinggi (SUTTI) 150 kV mulai dari Bandar Lampung hingga Banda Aceh sepanjang 3.000 km kini telah terpadu. Hal ini menunjukkan sistem kelistrikan Pulau Sumatera menunjukan kondisi kelistrikan PLN di Sumatera mulai membaik. Pengiriman energi melalui transmisi jaringan 150 kV mulai dari Kota Panjang Riau hingga Kota Pinang Rantau Prapat, sangat panjang mencapai 400 km. Pengiriman daya itu tidak mudah, ada pengaruh terhadap tegangan sehingga ketika sampai ke Sumbagut sekitar 70 MW. Namun interkoneksi yang telah terpadu di Sumatera belum sepenuhnya menyelesaikan masalah defisit listrik yang terjadi di Sub Sistem Sumbagut. Hal itu dikarenakan pasokan energi dari pembangkit yang tersedia masih lebih kecil dari beban yang harus dipenuhi. Sistem kelistrikan di Pulau lain Saat ini sistem kelistrikan di pulau Kalimantan yang sudah terkoneksi yaitu Kalteng-Kalsel. Dalam proses yang sedang berjalan mengkoneksikan Kalsel dan Kaltim. Menurut rencana dalam jangka panjang akan ada koneksi Kalbar-Kalteng. Dengan sistem jaringan kelistrikan interkoneksi itu, jika satu daerah mengalami kendala dari unit pembangkit atau masuk dalam fase pemeliharaan pembangkit, maka suplai listrik dari propinsi lain dapat dilakukan. Sistem kelistrikan di Kalimantan Barat dikategorikan tertinggal. Saat ini Pontianak sedang membangun jaringan berpola "loop" (melingkar) untuk kota Pontianak. Sehingga jika terjadi kendala dalam salah satu transmisi, maka dapat disuplai melalui lingkar lainnya. Demikian juga untuk wilayah Kalbar lain hingga kedepannya untuk rencana program sistem jaringan kelistrikan interkoneksi di Kalimantan. Di Kalimantan Timur terdapat beberapa sistem kelistrikan dan yang terbesar sistim Mahakam yang melayani Samarinda, Balikpapan, dan Tenggarong, ibu kota Kutai Kartanegara. Selain Sistem Mahakam, PLN memiliki jaringan listrik Bontang-Sangatta untuk Kalimantan Timur bagian utara, Sistem Melak dan Kota Bangun untuk kawasan sekitar Kutai Barat dan Kutai Kartanegara, serta Sistem Petung dan Tanah Grogot untuk melayani pelanggan di Kalimantan Timur bagian selatan. Namun, yang paling besar memang Sistem Mahakam dengan jumlah pelanggan sekitar 330.000 pelanggan dan daya listrik yang digunakan 171,5 MW. PLTGU Tanjung Batu merupakan satu dari enam pembangkit listrik dalam Sistem Mahakam dengan beban pelanggan 180 MW. Lima pembangkit lainnya menggunakan diesel yang berbahan bakar solar. Kondisi Sistem Pembangkitan Dalam periode lima tahun dari 2006 hingga 2010 terakhir kapasitas terpasang PLN mengalami pertumbuhan rata-rata 2,0% per tahun. Pada 2006 kapasitas terpasang sebesar 24.846 MW, kemudian terus meningkat hingga mencapai 26.895 MW. Sementara itu, menurut RUPTL 2010 seiring dengan sejumlah pembangkit yang selesai dibangun, maka diperkirakan akan ada tambahan kapasitas sekitar 6.248 MW. Dengan demikian total kapasitas terpasang meningkat menjadi 32.388 MW pada 2011. Dilihat dari jenis pembangkit, pada 2010 pembangkit jenis PLTU yang terbesar yaitu mencapai 9.452 MW, PLTGU 6,952 MW, PLTA 3.523 MW, PLTD 3,268 MW dan PLTG 3.224 MW. Kapasitas terpasang pembangkit PLN di sistem Jawa Bali meningkat menjadi sebesar 18.534,27 MW pada 2009. Tambahan daya pembangkit baru diantaranya berasal dari PLTU Labuan Unit I, Banten berdaya 300 MW.Indramayu Unit II, Jawa Barat berkapasitas 330 MW. Sementara itu pada sistem luar Jawa Bali, dengan adanya penambahan kapasitas di beberapa lokasi seperti Kalimantan menyebabkan kapasitas pembangkit naik menjadi sebesar 7.102,43 MW pada 2009. Perkembangan pembangkit Jumlah pembangkit Jumlah unit pembangkit terus berkembang pesat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan listrik oleh masyarakat. Dalam periode lima tahun 2006-2010, jumlah pembangkit mengalami peningkatan dari 5.039 unit pada 2006 menjadi 5.541 unit pada 2010. Pada Maret 2010 PLTU yang mulai beroperasi adalah PLTU Suralaya 625 MW. Kemudian pada Juni 2010 beroperasi PLTU Indramayu Unit 1 dan PLTU Rembang Unit 2. Pada Desember 2010 PLTU Paiton 600 MW serta PLTU Indramayu Unit 2 dan 3 mulai beroperasi. Dilihat dari jenisnya, pada 2010 pembangkit jenis PLTD merupakan yang terbanyak mencapai 4.637 unit dengan pangsa sekitar 83,7% dari seluruh total pembangkit. Selanjutnya diikuti oleh PLTA sebanyak 381 unit (6,9%), PLTG 178 unit (3,2%), PLTU 161 unit (2,9%), PLTGU 119 unit (2,1%), PLTMG 43 unit (0,8%) dan PLT Bayu 3 unit (0,05%). Kondisi Sistem Transmisi Perkembangan kapasitas trafo distribusi dan sarana penyaluran Sistem Jawa Bali untuk 5 (lima) tahun terakhir ditunjukkan pada tabel berikut: ... Kapasitas trafo 70/20 KV hampir tidak berubah karena makin banyaknya penggunaan jaringan transmisi 150KV menggantikan jaringan transmisi 70 KV. Dalam lima tahun terakhir panjang saluran transmisi 70 kV terus berkurang karena adanya upaya uprating menjadi 150 kV guna meningkatkan keandalan dan perbaikan kualitas pelayanan ke konsumen. Keseimbangan kapasitas pembangkit dengan kapasitas Interbus Transformer (IBT) dan trafo distribusi dilihat dari sisi tegangan 500, 150 dan 70 kV, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir adalah seperti pada tabel berikut : Sistem Penyaluran dan Distribusi di Luar Jawa Bali dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup berarti terutama di sistem Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dengan selesainya beberapa proyek transmisi. Sedangkan sistem lainnya, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua belum memiliki saluran transmisi. Realisasi pertumbuhan sektor tenaga listrik Produksi listrik naik 6,28% per tahun Produksi listrik PLN berasal dari produksi sendiri, sewa pembangkit dan pembelian listrik dari perusahaan swasta (Independent Power Producer/IPP). Produksi listrik PLN mengalami pertumbuhan rata-rata 6,28% per tahun dalam periode lima tahun terakhir ini. Pada 2006 produksi listrik tercatat sebesar 133,109,00 GWh, kemudian produksi meningkat mencapai 169,786,21 GWh pada 2010. Produksi listrik mengalami pertumbuhan terbesar pada 2010 yaitu 8,28% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan tertinggi dari produksi tenaga listrik berasal dari sewa diesel, hal ini untuk mengatasi pemadaman bergilir pada daerah krisis yang kurang pasokan daya. Program sewa pembangkit merupakan strategi jangka pendek PLN untuk memenuhi kebutuhan daya dan mengantisipasi pertumbuhan konsumsi listrik yang cepat di masyarakat. Selain itu juga untuk menekan penggunaan bahan bakar minyak dan menggantinya dengan pembangkit berbahan bakar batubara, serta untuk mengantisipasi keterlambatan pembangunan dan pengoperasian sejumlah proyek IPP. Pada 2011 ini ada beberapa program sewa pembangkit yang dilakukan PLN khususnya menyewa pembangkit PLTU dari investor swasta untuk melistriki beberapa daerah di luar Jawa. Dalam hal sewa PLTU ini, investor menyediakan mesin pembangkit dan kemudian mengoperasikan PLTU tersebut, sedangkan PLN akan menyediakan lahan termasuk persiapan operasional pembangkit, memasok bahan bakar batubara, menyiapkan transmisi serta membeli energi listrik yang dihasilkan. Sementara itu jangka waktu kerja sama selama 9 tahun dan waktu pembangunan PLTU sekitar 20 bulan. Beberapa proyek yang sudah dimulai proses lelang ada 7 proyek, sedangkan 3 proyek lagi belum dimulai proses lelang. Penjualan Tenaga Listrik meningkat 6,96% per tahun

Industri transportasi

Industri transportasi merupakan salah satu infrastruktur pendukung pertumbuhan ekonomi yang sangat strategis. Menurut proyeksi yang dilakukan oleh Lembaga Managemen FEUI untuk tahun 2015, angkatan jalan raya memberikan sumbangan tertinggi sekitar Rp 463,058 triliun, disusul dengan angkutan jasa penunjang laut sebesar Rp 68,441 triliun. Sementara posisi ketiga ditempati angkutan laut sebesar Rp129,963 triliun dan posisi keempat adalah Rp 62,214 triliun. Disusul angkutan sungai dengan PBD Rp 24,708 triliun dan yang paling kecil adalah angkutan rel sebesar Rp. 4,965 triliun.
“Transportasi itu tidak bisa dijadikan lini bisnis, tapi public services. Di Industri transportasi yang diutamakan adalah safety. Saya pernah menangani kereta api selama enam tahun, begitu saya tingkatkan dengan visi misi mengutamakan safety, penumpang meningkat,” ujar Jonan.
Pertemuan rutin yang dilakukan sebulan sekali untuk memastikan bahwa kebijakan yang dibuat masih relevan dengan perkembangan industri terkait sehingga Indonesia dapat terus mengikuti perkembangan di dunia transportasi maupun logistik dan dapat terus bersaing dengan negara lain, terutama dalam menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang akan segera diberlakukan.
Jonan berharap, pihak yang terlibat dapat memberikan feedback dan industry insight secara langsung serta diskusi aktif dengan para pemain dari industri transportasi dan logistik agar dapat terjalin kerja sama yang komprehensif dan saling menguntungkan. (EVA).

Perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia memengaruhi perubahan banyak hal. Tingkat konsumsi masyarakat juga berubah mengingat daya beli masyarakat meningkat. Hal yang sama terjadi pada sektor transportasi dan logistik. Di era sekarang, masyarakat semakin dituntut untuk memiliki mobilitas tinggi. Berbagai penyedia jasa transportasi telah mencatat perkembangan yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Penumpang transportasi udara, tercatat mengalami kenaikan sebesar lebih dari 20% dari tahun 2009 hingga tahun 2011. 

Seperti dikutip dari White Paper yang dikeluarkan MarkPlus Insight berjudul " INNOVATION IN TRANSPORTATION AND LOGISTIC SECTOR:Could It be Managed?" jasa pengangkutan barang, atau logistik, pun mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pelindo III mencatatkan 10% kenaikan pengangkutan barang yang melewati pelabuhannya . Perkembangan logistik ini tentunya akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya sektor perdagangan.

Hampir semua jenis transaksi, online maupun offline, internasional maupun domestik, pastilah memerlukan jasa transportasi dan logistik. Perdagangan online yang saat ini sudah dilengkapi dengan metode pembayaran yang juga online; tetap tidak dapat menghilangkan kebutuhan akan transportasi dan logistic. Dapat dikatakan bahwa transportasi dan logistik adalah bisnis yang permintaannya tidak akan terusik dengan adanya perubahan di dunia digital.

Dailysocial.net menyebutkan bahwa pada tahun 2012, transaksi online di Indonesia sudah mencapai 266 juta USD dan diprediksikan akan menyentuh angka 736 juta USD di tahun 2014.  Hal ini jelas merupakan kabar yang baik bagi pemain di bidang transportasi dan logistik. Volume transaksi offline yang diperkaya dengan transaksi online membawa harapan baru untuk perkembangan bisnisnya di masa yang akan datang.







Sumber ilustrasi: http://www.careerealism.com


Industri Pertambangan

Industri pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang punya sumbangsih besar bagi Indonesia mulai dari peningkatan pendapatan ekspor, pembangunan daerah, peningkatan aktivitas ekonomi, pembukaan lapangan kerja dan sumber pemasukan terhadap anggaran pusat dan anggaran daerah.
Pemerintah telah merancang kebijakan strategis dalam pemanfaatan sumber daya alam. Hal ini lebih ditujukan kepada para pengusaha yang ingin menanamkan modalnya di sektor pertambangan. Adapun empat syarat yang harus dipenuhi oleh para investor tersebut yaitu:
1. Para investor harus memperhatikan masyarakat miskin di sekitar kawasan daerah penambangan berupa pemberian dana CSR
2. Para investor menyerap tenaga kerja lebih banyak terutama bagi yang bertempat tinggal di kawsan daerah penambangan
3. Para investor mampu memberikan pendapatan yang lebih besar kepada negara dari yang didapat oleh perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan SDA yang dikelola merupakan milik negara sehingga hasilnya nanti bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia
4. Para investor diwajibkan untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan daerah pertambangan.
Sektor pertambangan memiliki daya saing tinggi dan tidak hanya bersaing di tingkat nasional namun juga di kancah internasional. Oleh karena itu industri pertambangan harus didukung oleh semua pihak untuk terus berkarya dalam mendukung perekonomian nasional.
Masa Depan Sektor Pertambangan Indonesia
Tak ada gading yang tak retak, hal ini juga berlaku pada industri pertambangan dan jasa pertambangan di Indonesia. Ada faktor kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang menunggu industri pertambangan  ini kedepannya yaitu: 

1.Faktor Kekuatan


1388507472817261129

Kekayaan SDA Indonesia, doc:tataruangindonesia.com

Sektor pertambangan merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional dan menjadi salah satu industri strategis yang punya peranan penting bagi Indonesia. Harga komoditas SDA yang kuat dan kembalinya minat investor atas indutri pertambangan telah memacu nilai pasar perusahaan pertambangan. Walaupun tingkat keuntungan perusahaan tambang Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata global karena kenaikan yang tinggi yang dinikmati pemain global. Namun tingkat pengembalian atas investasi tambang , Indonesia masih kuat.

2. Faktor Kelemahan



13885075631958282139

Kerumitan Regulasi Pemerintah, dok:hse-info.com

Salah satu kelemahan industri pertambangan Indonesia yaitu rumitnya regulasi-regulasi pertambangan dalam mengontrol perusahaan-perusahaan tambang. regulasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang seringkali dibuat tidak komperehensif dengan mempertimbangan kepentingan semua pihak. Banyak peraturan daerah juga kerap tumpang tindih dengan regulasi yang ada sebelumnya, dan tidak sedikit pula yang bertolak belakang satu sama lain.



3. Faktor Tantangan



13885076741402889200

doc:the-marketeers.com

Tantangan terberat bagi kalangan pertambangan ialah menghadapi iklim perubahan paradigma di Indonesia seperti perubahan politik dan peraturan; perlunya renegosiasi kontrak; larangan ekspor hasil tambang yang masih berbentuk bahan baku; pengurangan lahan usaha untuk eksplorasi maupun untuk eksploitasi dsb. Serta suasana dan pandangan politik yang tidak bersahabat pada pertambangan pada umumnya. Selain itu keterlambatan dalam mengubah persepsi investor mengenai iklim investasi dapat menyebabkan Indonesia kehilangan keuntungan ekonomi yang signifikan dari kemajuan industi pertambangan.


Selain itu, banyaknya perusahaan pertambangan yang saat ini tidak memperhatikan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) membuat masyarakat menyamaratakan semua perusahaan pertambangan sebagai biang kehancuran dan pencemaran lingkungan sehingga terkadang masyarakat melakukan demonstrasi penutupan lahan pertambangan. Oleh karena itu, suatu kerja keras bagi perusahaan pertambangan yang mendukung gerakan hijau untuk meyakinkan masyarakat mengenai langkah dan kontribusi mereka pada lingkungan.



4 Faktor Peluang



13885078422117355653

CSR, wujud kepedulian dari suatu perusahanaan. doc:energitoday.com

Melalui program Corporate Social Responsibilty (CSR), sektor pertambangan memiliki peran aktif dalam pengembangan komunitas masyarakat di daerah sekitar pertambangan baik itu di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pemberdayaan generasi muda. Selain itu, dengan berlanjutnya lonjakan pertambangan global dan adanya proyek ekspansi baru yang potensial di masa depan, lapangan pekerjaan yang ditawarkan industri pertambangan sangat menjanjikan.


Harapan Rakyat Indonesia Terhadap Sektor Pertambangan


1388508119939365220

dok:politikrakyat.com

Bagi industri pertambangan, masyarakat menginginkan agar perusahaan pertambangan mampu mengadopsi sistem usaha “good governance” dan “sustainable development” terutama di daerah-daerah pertambangan dan juga mampu menyelesaikan daya saing sistem perpajakan dan royaltinya terhadap negara.
Bagi pemerintah, masyarakat berharap agar melaksanakan segala kebijakan yang telah ditetapkan, menjamin keadilan dalam divestasi kepemilikian asing dan penutupan tambang, dan mampu merancang / menyelesaikan Undang-Undang Pertambangan yang baru dan dimasukkannya sistem kontrak sistem kontrak tambang dalam Undang-Undang Pertambangan yang baru yang mirip dengan sistem kontrak karya.
Sektor pertambangan seperti buah simalakama, yang membawa keuntungan dan kerugian bagi suatu negara. Pada awalnya, setiap orang akan merasa gembira ketika suatu lahan pertambangan dibuka di daerahnya. Mereka akan berharap bahwa mereka akan mendapat pekerjaan yang layak, terjadi peningkatan anggaran daerah dan peningkatan ekonomi masyarakat. Namun pada akhirnya industri pertambangan yang dipromosikan menunjukan awal suatu keburaman masa depan generasi yang akan datang daerah. Satu persatu kasus pertambangan batubara menunjukan petaka bagi warganya, mulai dari polusi udara, polusi suara, polusi air, polusi tanah, banjir dan longsor.
Semoga industri pertambangan Indonesia terus melakukan inovasi dalam menciptakan perubahan yang lebih baik lagi kedepannya. Salam lestari untuk pertambangan Indonesia.